Jumat, 01 Maret 2013

Ibarat Udara bagi Kehidupan


Sebagaimana udara untuk bernafas, air untuk kehidupan, dan berbagai ciptaan-Nya yang dipersembahkan pada kita untuk kehidupan, merupakan hal yang sangat penting bahkan primer bagi hidup makhluk hidup di muka bumi.
            Perihalnya ilmu, tidak ada satupun manusia yang mampu ‘hidup’ tanpa ilmu. Tampak hidup, tapi sesungguhnya mati, mati hati, mati jiwa atau ruhiyah, mati pikiran, dan mati dari cahaya yang haq. Ibarat udara bagi kehidupan, itulah ilmu. Dalam hal ini ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang membawa manfaat, kebaikan, dan ilmu yang memang diperbolehkan untuk meraihnya. Dalam Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim.”(H.R Ibnu Majah). 
            Bicara soal ilmu tentu cakupannya sangatlah luas terkait dari banyaknya jenis ilmu. Dalam tulisan ini akan dispesifikan, yaitu ilmu agama, ilmu syar’i yang haq. Apa manfaatnya ilmu agama? Pentingkah? Dan wajibkah setiap hamba meraihnya? Singkat jawaban tentu jawabannya “ya, penting dan wajib”.
            Semua orang memiliki hak untuk meraih ilmu dan diwajibkan menuntut ilmu, ilmu agama. Bagaimana caranya? Ya, tentunya dengan merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi atau Hadits. Di tempat mejelis ilmu yang haq atau tidak ada penyimpangan di dalamnya. Umumnya kita kenal dengan sebutan ‘mengaji’. Pentingnya mengaji (maksud: bukan hanya sekedar membaca al-Qur’an, yang banyak orang mengartikannya demikian), tapi lebih dari itu, mendalami suatu ilmu agama, memahami, mengaplikasikan, serta mengamalkannya.
           
Pentingnya ilmu agama, tentu sangat penting dan diwajibkan atas setiap hamba Allah. Kebodohan adalah salah satu sebab utama seseorang terjerumus ke dalam kemaksiatan atau kefasikan, bahkan ke dalam kemusyrikan atau kekafiran. Demikian juga orang-orang yang beribadah pada Allah dengan kebodohan, maka sesungguhnya mereka lebih banyak merusak dari pada membangun. Oleh karena bahaya penyakit kebodohan yang begiru besar, maka agama memberikan resep obat untuk menghilangkan penyakit tersebut, yaitu dengan menuntut ilmu agama. Dan hal yang perlu dilakukan perangi rasa malas yang ada di diri sehingga kebodohan dapat dikalahkan dengan matinya rasa malas, malas untuk mengubah dri, juga menuntut ilmu itu sendiri.
            Setiap orang tentu tidak ada yang tidak tahu pentingnya ilmu agama, hanya saja tidak setiap orang mampu bahkan berkeinginan untuk melakukannya. Hanya sekedar tahu hal itu penting tapi kalau tidak dijalankan, sama saja halnya tahu udara tapi tidak dihirup untuk bernafas. Sekali lagi, kalahkanlah rasa malas untuk mematikan kebodohan!
            “Barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu Allah menjalankan ia di atas jalan di antara jalan-jalan surga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari ilmu agama).....” (H.R Abu Dawud).
            Dapat disimpulkan pentingnya menuntut ilmu itu, terlebih lagi banyak faedah dan ganjaran terbaik yang akan diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak hanya itu, pun kita akan lebih banyak mendapat dan memberi manfaat. Misalnya menuntut ilmu di suatu majelis ilmu, bukan hanya ilmu yang di dapat, bukan sekedar penguatan jasadiy dan ruhiyah, menambah wawasan, tapi kita juga akan mendapatkan ikatan ukhuwah yang luar biasa dengan orang-orang yang ‘luar biasa’ juga tentunya. Merasakan indikasi kecintaan pada Allah dan kecintaan Allah pada kita.
            Semoga Allah memberikan semangat pada kita untuk menuntut ilmu agama dan mengamalkannya, sehingga meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat.
Allahua’lam bishawab.
 Yessy Oktaviani
Bumi ALLAH
28 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar